Selasa, 07 Februari 2017

Yogyakarta [part 4]

Semangat pagiii, Hari terakhir...
Pagi ini kami akan berburu Gudeg Mbah Lindu, yang kata GPS ada di sekitar St. Tugu. Tapi ternyata, sudah pindah saudara - saudara, dan pindahnya di Sosrowijayan, jadi untuk sampai di situ kami jalan berkeliling lumayan jauh


Jadi, dari homestay kami jalan lewat jalur merah, dan ternyata yang dituju cuma berapa ratus meter yang di jalur biru. Yah namanya hidup~ penuh liku - liku
 
Jam 9.00, udah tinggal sisa - sisa perjuangan. Itu Mbah yang jualan. udah tua tapi masih semangat


Lanjuuuut beli daster di Pasar Beringharjo, buat emak emak kami tercinta. Dan dengan daster kembaran 100rb 4. The emaks akan membuat girl band. Lanjut lagi beli tas, dan untuk pertama kali setelah sekian lama harus menggunakan bahasa jawa halus yang seadanya, karena penjualnya nenek nenek. Untuk terakhir kalinya kami menyusuri jalan Malioboro, sebelum ke outlet Bakpiaku yang di Jl. Gajah Mada

Last day
Saatnya untuk kembali ke Jakarta. Kereta Progo yang mengantar kami ke Yogyakarta, mengantar kami kembali ke Jakarta hari Minggu siang pukul 14.30.

Selamat tinggal Yogyakarta, see you when I see you. 




Guys, again. Yang terpenting bukan hanya tujuan akhir, tapi perjalanannya juga. Kalau dalam proses perjalanan itu ada pegel2, kedinginan, kepanasan, yakk, itu semua cobaan dari Tuhan, sabar aja, semua pasti bisa dilalui, memang perjalanan terkadang mengecewakan, seperti delaynya kereta balik sampai 2 jam. ~Quote of the day dari MC kondangan di youtube, dengan modifikasi.


Yogyakarta [part 3]

This is it, Day 3 yang penuh aktifitas fisik. Hari ini kami akan jadi pejabat (pemuda jaman batu) ~Quote of the day by my aunt, Tanti.
Yes, berburu sunrise ke Punthuk Situmbu, lanjut ke Borobudur, lanjut ke Prambanan. Lezzgoo

Oke, jadi kami sudah merancang untuk pergi jam 4 pagi. Dan alarm pun di stel jam 2 pagi. Sampai pada suatu waktu, aku bangun cek hp, dan terhenyak waktu sudah menunjukkan pukul 3.45, dan semua orang masih tertidur lelap di kasur masing - masing. Langsung aku nyalakan lampu, dan tanpa babibu, kami langsung bergerak, dengan the power of kepepet, bersiap - siap yang biasanya memakan waktu 1 jam, pagi ini cukup 15 menit saja.

Ternyata Pak Bambang sudah stand by dari jam 3, dan sempat telepon/ sms Jaya (tapi hpnya di silent). Alarm Triana juga bunyi jam 2 (tapi di snooze), Dian juga set alarm (tapi entah kenapa gak bunyi). Kalo aku lain cerita, emang gak pasang alarm, mengandalkan teman - teman yang lain (yang ini jangan ditiru).

Sekarang beban berat ada di bahu Pak Bambang, dia mungkin menyimpan ke khawatiran takut kami gak bisa dapet sunrise (yang tidak lain dan tidak bukan karena kesalahan kami sendiri). Saking grogi nya Pak Bambang sempet keder lupa jalan, ~maafkan kami Pak.

Namun atas berkat rahmat yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, kami pun bisa menikmati sunrise di Punthuk Situmbu, yeay.



Dramatic Clouds
 Suasana semakin terang, waktunya untuk bergegas ke Gereja Ayam/ bukit Rhema, yang lokasi nya gak jauh dari Punthuk Situmbu. Katanya lokasi ini juga muncul di film AADC2. Dari namanya aja udah ketauan yah kalau lokasi Gereja Ayam ini di dataran tinggi, untuk mencapai kesana, kami harus menyebrang jembatan bambu, jalan menanjak, dan sampailah di loket penjualan tiket.

Conversation of the day :
"masih jauh gak mas?", tanya kami ke penjaga loket
"100 meter lagi", jawab mas nya
Dan ternyata.... jauh~

Baca di beberapa artikel, bangunan ini dimaksudkan berbentuk burung merpati.

Pemandangan dari cucuk ayam/ merpati

Pemandangan dari kepala ayam/ merpati

Another side of sight




Di langit - langit dalam gedung ini terdapat banyak mural - mural, salah satu mural yang menarik perhatian adalah "sibuk sekali"
Person in frame : Jaya, Triana, Dian yang merekonstruksi mural "sibuk sekali"


Selanjutnya adalah Borobudur. Objek wisata yang pernah masuk 7 keajaiban dunia, sekarang sudah banyak berubah, dari bebatuannya sih sama. Tapi pintu keluarnya :(, bikin dehidrasi, dan emosi.


Coming coming



Sekarang tangga - tangga di dalam Borobudur sudah di perkokoh dengan kerangka besi, jadi gak usah takut melangkah


Salah satu stupa yang terbuka, dan masih utuh kepala Budha nya. Banyak diantaranya stupanya utuh, kepala Budha nya yang hilang


Hari Sabtu, hari yang padat, banyak sekali rombongan wisata dari anak - anak SD hingga usia lanjut. Jadi kalau ada pilihan lain, mending di weekdays.

Siang ini makan dimana kitaa? Jejamuran Resto jawabannya. Disini semua makanan dari olahan jamur. Tapi rasanya nipu banget, kaya bukan jamur. Eating is believing.

Jamur - jamur di taman


Quote of the day "Being vegan, never feel so good" ~Triana
Grabak grubuk kami belum selesai, kami harus check out jam 12.00, dan baru sampai homestay jam 11.50. Another rush hour. Waktunya berpisah dengan The Wayang homestay.

And welcome Wakeup homestay, lokasi di sekitar Sosrowijayan, dekat Malioboro. Konsepnya backpacker, minimalist.

Ornamen di lobby nya


Wake up and greet each and every day with a vivacious spirit and positive attitude



abaikan handuk - handuk berseliweran, situasi menjelang check out
Setelah cukup istirahat, kami ke Candi Prambanan, dan kami akan tempuh dengan Trans Jogja. Lumayan pegel nunggu nya, dan keseimbangan tubuh diuji karena bentar - bentar ngerem.

Prambanan, here we come...


Foto diambil dari kamera Sony Triana.
 Ada tragedi di Prambanan, badai pasir, dan hujan yang tiba - tiba datang dan hilang. Harusnya dari Prambanan kami ke Ratu Boko, tapi karena sudah terlalu sore, kami memutuskan untuk berjalan - jalan saja di sekitar candi, melewati jalanan yang teduh dan hijau menuju ke Candi Sewu.

Song of the day : "bunga ditepi jalan" (padahal ga ada bunga)

Candi Sewu
Another conversation of the day:
Dian : "kenapa namanya candi Sewu?"
Dini : "baik, pertanyaan ibu saya tampung. Jawaban nanti saya email. Lengkap dengam referensi footnote. Dan daftar pustaka"

Kami pulang dari Prambanan naik Trans lagi, setelah menyerah ga dapet - dapet Grab Car.
Dan makan malam kali ini adalah Nasi Goreng Beringharjo yang tertunda kemarin.

Nasi goreng yang sudah ada sejak 1968 ini dimasak dengan batu bara, dan ada 2 varian Babi / Ayam.

Time to wrap up day 3. Besok adalah hari terakhir, dan hanya setengah hari. Soo, what will we do next...

Yogyakarta [part 2]

Yeay, Day 2.

Untuk hari ke2 dan ke3, kami menyewa mobil dan supir. Karena lokasi wisata yang akan kami kunjungi lumayan jauh, dan sulit diakses dengan kendaraan umum.

Destinasi pertama yaitu Makam Raja - Raja, dari Sultan Hamengkubewono I - IX. Tapi sayang, saat kami datang obyek wisata ini belum dibuka. Jadi kami skip. Numpang ke toilet yang gelap gulita dan gabisa di kunci doang. Lalu lanjut ke Hutan Pinus.

Kami sampai di Hutan Pinus sekitar pukul 09.00 pagi, disambut dengan udara segar dan tanah yang basah, mungkin semalam hujan.

This is just the beginning



Dengan HTM 2000 per orang, kita bisa menikmati teduhnya hutan pinus. Lets Gow.

Naiss...



Cahaya surga!
Diujung hutan Pinus ada spot foto untuk melihat daerah sekitar yang lebih rendah
Voila, pemandangan dari rumah pohon.
Setelah puas foto - foto "tahan - tahan cakeeep" di hutan pinus, kami ke sekolah hutan. Yang ada panggung buat tampil anak - anak. HTM 2500 per orang.

Entrance Panggung Sekolah Hutan
Pict taken by me, w/ Sony alpha nya Triana.

Ini panggungnya.
*Another pict with sony alpha

Next stop Kebun Buah Mangunan, yang mungkin bisa dinikmati secara maksimal beberapa tahun kedepan, setelah pohon - pohonnya berbuah. Untuk sekarang kita lihat - lihat aja pemandangan dari atas ya.

Also taken with Sony Alpha


Pemandangan dari puncak Mangunan


Sungai Millo. Awan di Mangunan sangat rendah, jadi sering terjadi gradasi warna di hamparan perbukitannya.


Makan siang hari ini yaitu di Bumi Langit Resto yang gak jauh dari Mangunan. Menu nya masakan Jawa, dan semua organik. Tempatnya nice banget, dengan konsep seperti pendopo, saat masuk alas kaki harus dilepas, seperti bertamu.

Kursinya bikin betah


Menu organik


Teh Poci, Teh Fermentasi, Susu Segar, Yogurt Kefir + Madu


Pecel organik + 3 Nasi campur ayam suwir



Setelah makan dan leyeh - leyeh agak lama. Waktunya melanjutkan ke pemberhentian selanjutnya Kalibiru. Konon kabarnya wisata Kalibiru juga lagi hits, banyak spot - spot untuk foto di ketinggian, dengan background danau dan hehijauan.

Ayo semangat


*harga tiket bisa berubah sewaktu - waktu tanpa ijin anda

More and less seperti ini lah situasi di Kalibiru

Behind the scene di spot foto ter nge hits di era ini

Quote of the day : (menanggapi fenomena orang foto - foto)
"Udah jauh - jauh kesini...., gausahlah" ~ Jaya SHP
Yup, just like that. Kami ke kalibiru naik bukit turun lembah, dan gak foto di spot nge hits. Terus ngapain? duduk - duduk cantik/ ganteng aja sambil liatin orang antri foto. Worth it!

Kami pulang dari Kalibiru diiringi gerimis manja, dan berniat makan malam di Nasi Goreng Beringharjo yang sudah berdiri sejak 1968. Tapi belum buka, sooo, ganti haluan. Berdasarkan rekomendasi Pak Bambang, supir yang baik, akhirnya kami ke Warung Pak Pele, di sekitar alun - alun utara.

Menu warung tenda Pak Pele



Masterpiece!
Untuk menutup hari kedua ini, Nanamia Pizzeria yang gak jauh dari homestay jadi tujuan akhir.
Tempatnya cukup asik, ala - ala restoran di film - film hollywood gitu. lampu - lampu gantung. Dengan tagline Traditional Pizza for Modern People, restoran ini menawarkan menu - menu makanan Itali, yang bersahabat di lidah dan di kantong. Hmm, another Worth It!


Gimana? Ala - ala hollywood kan?



Hot Chocolate x Potato oven with spinach and mozarella cheese

Day 3 menanti, dan ada kejadian heboh di pagi hari. Next