Jumat, 13 Maret 2015

Belajar Ideologi dari The Legend of Korra [Part - 1]


Di postingan sebelumnya gw pernah bilang, pengen bahas villain dari series The Legend of Korra (TLOK). Saking kerennya series ini, para villain tak hanya memerankan tokoh jahat, tapi mereka juga membawa ideologi mereka, dan secara ga sadar ideologi villain ini juga ada di dunia nyata. Mau bukti? Kita bahas satu persatu berdasarkan season TLOK.
Season 1, villain AMON
 
Dari arti namanya, Amon berarti tersembunyi, itulah mengapa dia selalu memakai topeng. Awalnya diceritakan, Amon adalah seorang yang memiliki kemampuan khusus menghilangkan bender seseorang. Dan dia mengklaim dirinya sebagai utusan dari para arwah untuk membawa kesetaraan. Karena ada beberapa bender juga yang menggunakan kemampuannya untuk berbuat jahat semacam preman. Ide Amon ini terwujud dengan gerakan Equalists, para Equalists pendukung Amon juga mengenakan pakaian dan topeng khusus juga dibekali dengan kemampuan chi blockers, dimana mereka bisa membuat bender kehilangan kemampuannya selama beberapa saat.
 
Dalam aksinya, Amon berhasil mengambil hati para non-bender, dan membuat mereka bergabung dalam gerakan Equalists nya. Bahkan dia membuat aksi radikal yaitu menculik para konselor - konselor yang notabene adalah para bender mewakili kaumnya masing - masing, dengan tujuan menggulingkan kekuasaan para bender, dan membuat para non-bender berkuasa. Dia juga mengaku orang tuanya dibunuh fire bender, dan fire bender tersebut juga merusak mukanya, itulah mengapa dia memakai topeng.
 
Pada akhirnya terungkap bahwa Amon sendiri adalah seorang water-bender, dan blood-bender. Tidak dijelaskan pasti bagaimana dia bisa menghilangkan kekuatan para bender, tapi disini terungkap bahwa gerakan Equalists nya bukan benar - benar peduli akan persamaan, tapi semata - mata dia juga ingin berkuasa, dengan memanfaatkan para non-bender dan mengatasnamakan kesetaraan.
 
Selain itu terungkap pula bahwa dia adalah kakak dari salah seorang konselor (Tarlok), sedangkan nama asli dari Amon adalah Noatak, dan mereka berdua adalah anak seorang kriminal blood-bender bernama Yakone, yang dahulu juga ingin menguasai Republic City, tapi aksinya digagalkan oleh Avatar Aang, dengan menghilangkan kekuatan bendernya. Karena dendam ini, Yakone menurunkan ilmu blood-bendernya ke kedua anaknya, dengan tujuan merebut kembali Republic City. Ending dari Amon/ Noatak, setelah terbongkar bahwa dia seorang bender, dia ditinggalkan oleh pengikutnya, dan kabur bersama Tarlok, namun Tarlok yang terlebih dahulu sudah di hilangkan kekuatannya oleh Amon/ Noatak, memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka berdua yang tengah dalam perjalanan menaiki kapal. Tragis. Tapi dari tragedi Amon ini, Republic City belajar satu hal, dimana mereka juga harus menghargai suara minoritas non-bender. Maka dipilihlah Presiden melalui pemilihan umum, dan presiden ini dari kalangan non-bender bernama Raiko.
 
Di kehidupan nyata, paham Equalists seperti yang Amon tebarkan juga ada, dalam nama Komunisme (communism). Kita belajar ideologi ini di bangku sekolahan, dan Indonesia juga cukup akrab dengan ideologi dulu saat ada partai komunis Indonesia, sampai terjadi G30SPKI. Sejak G30SPKI, terjadi pemberantasan PKI besar - besaran, dan paham komunis dianggap sebagai musuh bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Saat ini negara masih ada beberapa negara yang menganut paham ini yaitu Rusia, Cina, dan Korea Utara.
 
 
Season 2, villain UNALAQ

Unalaq adalah chief dari suku air utara, yang sangat dekat dengan dunia spirit. Awalnya Unalaq berniat untuk menginvasi suku air selatan, agar dia juga bisa menguasai suku air selatan. Pertama - tama, dia membuka spirit portal di suku air selatan, agar dia dapat bantuan dari para spirit. Dan akhirnya dia membuat suatu keputusan yang gila, dia berusaha membebaskan Vaatu (roh jahat yang telah dikurung 10,000 tahun lamanya oleh avatar Wan) dan berfusi dengannya untuk menguasai dunia manusia.


Akhir dari Unalaq sumpah ga seru banget, karena dia berfusi dengan Vaatu, jadilah mereka berdua Unavaatu dark avatar. Belum cukup disitu, Unavaatu juga mengeluarkan Raava (light spirit) dari tubuh Korra, dan memutuskan koneksi Korra dengan avatar - avatar sebelumnya. Kemudian Unavaatu menghancurkan dunia manusia dengan menembakkan laser dari dada si Unavaatu. Dan untuk mengalahkannya, Korra juga berubah jadi raksasa. Berasa nonton kartun yang berbeda saat mereka berdua bertarung. Matilah Unalaq saat Raava dari tubuhnya dikeluarkan oleh Korra, dan Korra mengeluarkan jurus untuk menenangkan arwah jahat (aduh susah banget jelasinnya, intinya Korra pake water-bendernya, terus diputer - puter ke Unavaatu, dan Unavaatu jadi butiran debu, halah).

Ending dari season ini, Korra kembali berfusi dengan Raava, dan dia tetap membiarkan portal di kutub selatan terbuka. Jadi manusia, bisa berkunjung juga ke dunia spirit. Dia berharap, dunia manusia dan dunia spirit bisa hidup berdampingan.

Di dunia nyata, paham yang dibawa Unalaq hampir mirip dengan ideologi Theocracy. Unalaq yang mempunyai koneksi kuat dengan spirit, diposisikan sebagai orang yang sangat religius di dunia nyata. Sama seperti ideologi Theocracy yang berarti 'the rule of God'.

Untuk 2 season berikutnya, dibahas di next post.

Cheers
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar